Menyambut datangnya bulan Syura dalam penanggalan Jawa terdapat ritual laku bisu mubeng benteng ( yaitu berjalan mengintari benteng Keraton tanpa berbicara) dan jamasan pusaka di lakukan masyarakat.Jamasan berasal dari kata jamas,artinya cuci,dibersihkan,atau dimandikan.Pusaka yang dibersihkan bukan hanya sebatas senjata tetapi dalam konteks ini adalah symbol kultur.Pusaka di jamasan seperti keris,pedang,tombak,maupun benda-benda warisan seperti gong keramat,kereta keramat,dan masih banyak lagi benda-benda lainnya yang di anggap keramat.Prosesi penjamasan ini tidak bias sembarangan dilakukan karena harus dipilih hari yang “istimewa” biasanya hari itu jatuh pada hari selasa kliwon atau jumat setelah menentukan hari barulah dilakukan ritual jamasan yang dilakukan dengan tata cara yang sudah ditentukan.
Biasanya mereka yang melakukan ritual ini harus mengenakan pakaian adapt jawa yaitu semua laki-laki mengenakan kain panjang,surjan dan penutup kepala blangkon.Prosesi awal dari jamasan ini yaitu diawali dengan menghilangkan sisa minyak lama atau karat dengan lerak(tumbuhan yang dikenal karena kegunaan bijinya yang dipakai sebagai pengganti deterjen) atau sabun.Setelah itu dilanjutkan dengan memutihkan bilah dengan menggunakan air perasan jeruk nipis dan diakhiri proses pewarangi Yang mengoleksi bilah keris dengan cairan kimia untuk menghilangkan karat yang ada.
Ritual jamasan ini menjadi symbol kecintaan terhadap pusaka peninggalan jaman dahulu yang menjadi warisan budaya yang diharapkan dengan ritual jamasan ini benda-benda bersejarah ini dapat terjaga dengan baik.
Sumber : Koran Seputar Indonesia ( 4 Januari 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar