Lebaran kali ini aku tidak pergi mudik karena orang tuaku paling d tuakan di keluarga.Lebaranpertama sampai ke tiga hanya di rumah tetapi lebaran ke empat aku berkunjung ke tempatsodara dan teman-temanku.
Ada satu pengalaman yang paling unik aku dan keluargaku pergi mengantarkan pembantuku pulang ke kampungnya di daerah krawang tempatnya dekat dengan pantai pakis,kami pergi kesana selama 3 jam lebih suasana jalan raya cukup padat karena pada saat itu sedang arus mudik balik selama di jalan jalan cuaca sangat panas.Begitu sampai di daerah krawang kami masuk ke daerah perkampungan yang masyarakatnya masih hidup yang sangat sederhana,orang-orang disana tidak mempunyai kamar mandi dan mereka mandi,buang air besar,membersihkan makanan seperti beras,sayuran dan sungai buatan yang terdapat didepan rumah mereka. Sungai itu berasal dari aliran air laut yang dibuat bendungan agar dapat mengairi sawah-sawah yang ada di daerah perkampungan tersebut.Awalnya tidak percaya dengan kondisi seperti itu masyarakat disana hanya menggunakan air sungai tersebut untuk kebutuhan hidupnya,apalagi letak sungai tersebut berada di pinggir jalan tetapi mereka tidak meresa malu walaupun dilihat orang-orang yang melintas di jalan raya tersebut. Akhirnya kami sampai di rumah eneng rumah-rumah disana sangat sederhana sebagian masih terbuat dari bilik bambu,sebagian lagi terbuat dari bata merah dan tidak mempunyai atap rumahnya ,lantainyapun masih tanah.Awalnya aku berpikir dirumah itu sudah mempunyai kamar mandi karena rumah itu jauh dari sungai buatan yang aku temui dekat jalan raya sewaktu perjalanan ternyata keadaannya sama saja tidak punya kamar mandi,tetapi ada satu rumah yang terdapat kamar mandinya tapi sungguh mengagetkan karena airnya amat sangat kotor warna airnyapun berwana kecoklatan sungguh sulit di percaya tapi itu kenyataannya.Pada saat itu aku berfikir sungguh amat beruntungnya aku yang jauh dari kehidupan itu,aku tidak bisa membayangkan apa jadinya apabila aku yang harus hidup di daerah tersebut yang jauh dari air bersih.
Setelah mengantarkan eneng ke rumahnya kami pergi ke pantai pakis kondisi pantai di sana sangat kotor banyak sampah dimana-mana,aku sempat bertanya dengan warga disana ternyata masyarakat disana sudah terbiasa dengan kehidupan yang kotor tersebut dan mereka juga sudah terbiasa tidak memiliki sumur dan kamar mandi pribadi hal tersebut ternyata sudah ada sejak dulu,padahal pemerintah daerah krawang sudah membuat kamar mandi umum supaya bisa di pakai oleh masyarakat ssekitar tapi entah kenapa kamar mandi umum tersebut tidak ada yang memakainya masyarakat disana lebih memilih menggunakan air sungai buatan yang letaknya di pinggir jalan.Pengalaman ini sungguh membuatku berucap syukur atas apa yang aku miliki sekarang.
Libur lebaran sudah selesai waktunya kembali melakukan aktifitas biasanya yaitu mulai masuk kuliah yang hari-harinya sibuk dengan jadwal kuliah yang padat.Begitu sampai di kosan aku melakukan halal bihalal dengan anak kosan.Satu minggu setelah masuk kuliah Negara kita kembali mendapat cobaan tepatnya di Sumatra Barat terjadi gempa bumi yang berkekuatan 7.3 scalalither dan berpotensi tsunami.Sumatra Barat itu banyak memiliki bukit yang mudah longsor dan terdapat laut.Teman kosanku Sesa nyaris menjadi korban gempa tersebut karena pada saat kejadian ia berada di Pariyaman.Sesa menyceritakan keadaan saat itu sangat menakutkan orang-orang berlomba-lomba pergi keluar agar tidak tertimpa hal itu terjadi karena gempa bumi yang terjadi sangat besar sampai-sampai berpegangan ke tiang-tiang tidak bisa jangankan untuk berpegangan untuk berdiri saja sulit.Jalan-jalan retak bahkan ada jalan yang retak dan bergeser sampai 100 m,dinding-dindingpun retak bahkan banyak rumah-rumah hancur yang tersisa hanya rumah-rumah adat jaman dulu yang terbuat dari kayu yang masih berdiri kokoh.Hotel Ambacang yang termasuk hotel tertua di padang rusak parah dan sekarang rata dengan tanah,selain Hotel Ambacang pasar tradisional yang dikenal Pasar Raya hancur juga,sungguh kondisi yang sangat amat menakutkan nyawa dipertaruhkan pada saat gempa tersebut.Suara tangisan dan teriakan orang-orang sangat mencekam,efek dari gempa bumi tersebut masyarakat Pariyaman kehilangan tempat tinggal dan harta benda mereka.Harta yang mereka miliki hanya yang ada pada diri mereka pada saat kejadian gempa tersebut.Kondisi yang memilukan ada ibu hamil yang akan melahirkan sungguh kondisi yang amat sulit karena pada saat itu listrik dan air mati total ibu itu melahirkan dengan alat yang seadanya,setelah melahirkan bayi tersebut hanya diberi minum air putih biasa karena ibunya tidak bisa memberikan asi karena kekurangan makanan.Selain itu juga anak-anak Pariyaman tidak bisa besekolah,kuliah,dan bekerja dalam waktu yang tidak bisa ditentukan karena kondisi Pariyaman rusak parah kegiatan perekonomianpun lumpuh total karena sebagian jalan terputus dan bahan bakarpun semakin menipis,mereka hanya berpasrah diri tinggal di tenda pengungsian dengan makanan dan minuman yang seadanya.Seminggu setelah gempa mungkin warga Paryaman semakin kekurangan pasokan makanan,dan keadaan yang paling menghawatirkan akan banyak wabah penyakit karena masih banyak mayat-mayat yang masih tertimbun reruntuhan yang semakin lama pasti akan mengeluarkan bau busuk yang menyengat apalagi pasokan air semakin berkurang. Mendengar cerita sesa sungguh memilukan tak bisa di bayangkan apabila aku yang menjadi korban gempa tersebut.Selain itu juga ternyata kakak kosanku menjadi korban gempa bumi tersebut dan rumahnya rusak parah,sungguh musibah kali ini adalah musibah yang paling berat tetapi kita tidak boleh berputus asa kita jangan pernah berputus asa terhadap apa yang terjadi mungkin bencana tersebut cobaan dari tuhan kepada umatnya agar umatnya selalu ingat dengan tuhannya baik dalam keadaan senang ataupun susah.
Pengalaman mudikku dan teman-temanku yang mudik sungguh banyak hal yang perlu diambil hikmahnya.Mudah-mudahan tidak akan ada lagi hal-hal yang buruk lagi terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar